- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Diposting oleh
Iman Prabawa
pada tanggal
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Halo teman-teman para English Learners, kali ini saya mau menshare sedikit saja, karena barusan saya baru saja menonton video dari Merriam Webster, silakan bisa ditonton DISINI video tersebut.
Buat kalian yang bahasa Inggrisnya masih pemula sekali dan kalian bingung harus belajar dari mana, saya membuat pelajaran bahasa Inggris dari dasar sekali dan bertahap. Kalian bisa KLIK DI SINI untuk menuju ke Pelajaran Bahasa Inggris Pemula dari saya.
Di bahasan video tersebut bagus sekali deh, jadi menambah pengetahuan kita juga dari segi sejarahnya, dan ini kebetulan ada hubungannya dengan mata kuliah Pengantar Linguistik Umum yang baru saja saya ambil jadi saya mau sharing juga mengenai masalah ini dan kaitannya dengan Linguistik.
Mereka kemudian membuat sebuah gerakan untuk membuat bahasa Inggris tidak terlalu irreguler, maksudnya itu lebih bisa ditebak dan tidak hanya sekedar menghafal. Karena kalau kita melihat kepada struktur kata yang termasuk ke dalam irreguler verb misalnya, kita sama sekali tidak bisa membuat rumusan di situ, sudah pasti harus plek plek menghafal mampus aja udah.
Nah mereka ini para grammarians atau ahli bahasa ini kemudian mencoba membuat bahasa Inggris seperti bahasa latin, yang mana lebih ketebak strukturnya, dan lebih teratur. Dan kemudian para grammarians ini mengambil kata-kata yang diambil dari bahasa latin, yang berakhiran dengan -us menjadi berakhiran -i untuk bentuk pluralnya. Sehingga octopus itu pluralnya kemudian adalah octopi.
Cuma kemudian ada masalah, kenapa? Karena octopus itu bukan diambil dari bahasa latin melainkan diambil dari bahasa Yunani, lalu kemudian ada beberapa ahli bahasa yang pintar kemudian membuat akhiran untuk plural dari octopus itu menjadi octopodes yang mana biasanya hal itu berlaku dalam bahasa Yunani.
Nah octopodes ini bentuk plural dari octopus kemudian ini berkembang di dalam bahasa Inggris British, hanya bahasa Inggris British saja dimana bentuk plural dari octopus itu bukan octopi atau octopuses melainkan octopodes.
Pusing kan?? Sama! Saya juga pusing! Nah kemudian disitu Kory Stamper dari Merriam Webster mengatakan, ada satu hal yang mereka para grammarian lupa bahwa kalau satu kata sudah diambil menjadi kosakata baru dalam bahasa Inggris maka kosakata tersebut sudahlah menjadi milik bahasa Inggris yang berarti bahwa aturannya sekarang juga harus menggunakan aturan bahasa Inggris, jadi seharusnya ya octopuses bukan octopi.
Ini ketika saya lagi membaca buku The Handbook of Linguistics, di halaman keempat dari bab pertama, saya menemukan kata octopuses. Buku ini terbitan Amerikta, saya skrinsutkan saja ya sehingga kita bisa lihat sama-sama di bawah ini,
Nah dari hal seperti ini, saya ingin membahas dari ranah Linguistik karena saya juga baru saja mempelajari di kuliah saya. Sebaiknya memang kita juga melihat dari ranah Linguistik karena ranah Linguistik itu jauh lebih besar dari ranah grammar atau tata bahasa, karena ranah grammar atau tata bahasa itu merupakan salah satu bagian di dalam Linguistik.
Linguistik itu apa sih? Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Di situ ada gimana cara pengucapan, atau fonetik dan fonologi, di situ juga ada grammar, morfologi, sintaksis dan lain-lain lagi. Jadi ruang lingkupnya lebih besar dan lebih melihat dari banyak sudut kalau Linguistik itu.
Kenapa mesti ada pengecualian coba? Nah itu dia, karena bahasa itu bukan matematika, bukan ilmu pasti. Jadi ya sudah dihafalkan saja, kita sebagai orang luar yang tidak menggunakan bahasa Inggris, kita tinggal mengikuti saja mereka biasanya menggunakan bahasa mereka itu gimana, ya kita tinggal mengikutinya saja.
Dan seringkali memang yang perlu kita lakukan adalah menghafal mampus. Ya udah lakukan saja, dan kalau kita melihat bahasa dan mempelajari bahasa dari ranah Linguistik melihatnya, maka kita tidak akan jadi orang yang terlalu kaku harus begini harus begitu, karena banyak sekali faktor selain hanya tata bahasa saja lho. Misalnya seperti apakah kalimat yang kita gunakan itu di lingkungan kita pantaskah? Bisa jadi secara grammar betul tapi secara kepantasan apakah pantas kalimat tersebut diucapkan?
Nah ini dibahas dalam Linguistik di dalam Sosio Linguistik, jadi sangat luas sekali, ngga hanya melihat dari segi grammar dan tata bahasanya saja. Karena ketika kita berinteraksi dengan orang lain, kita berinteraksi dengan orang yang belum tentu sama level pendidikannya dengan kita. Dan tentunya level pendidikan itu kan juga berpengaruh terhadap bahasa seperti apa yang mereka gunakan di dalam keseharian mereka.
Antara kita berbicara dengan orang yang misalnya tidak berpendidikan dengan orang yang S3 kan cara berbahasanya juga beda tho? Kita tetap harus menghormati orang yang tidak berpendidikan tersebut kalau misalnya orang tersebut jauh lebih tua daripada kita. Jadi kita harus mengikuti bahasa yang mereka gunakan juga untuk bisa masuk ke mereka.
Jadi luas sekali bahasa itu kalau menurut saya. Nah sekian dulu deh artikel octopuses atau octopi ini. Semoga bisa memberikan manfaat buat teman-teman semuanya. Saya juga akan terus menggali dan terus belajar mengenai bahasa, dan apa yang saya temukan dan baru saya dapat akan saya sharingkan di blog ini. Kalau begitu sampai ketemu lagi and see you guys..
Di bahasan video tersebut bagus sekali deh, jadi menambah pengetahuan kita juga dari segi sejarahnya, dan ini kebetulan ada hubungannya dengan mata kuliah Pengantar Linguistik Umum yang baru saja saya ambil jadi saya mau sharing juga mengenai masalah ini dan kaitannya dengan Linguistik.
Sejarah Kata Octopus
Kata octopus kalau menurut video dari Merriam Webster tersebut pertama kali muncul di dalam kosakata adalah pada sekitar pertengahan tahun 1700-an. Saat itu kata tersebut kalau dibuat menjadi bentuk plural menjadi octopuses. Tapi kemudian ada gerakan dari para grammarian atau orang yang mempelajari mengenai tata bahasa, atau istilah kita itu lebih kepada para ahli bahasa kali ya?Mereka kemudian membuat sebuah gerakan untuk membuat bahasa Inggris tidak terlalu irreguler, maksudnya itu lebih bisa ditebak dan tidak hanya sekedar menghafal. Karena kalau kita melihat kepada struktur kata yang termasuk ke dalam irreguler verb misalnya, kita sama sekali tidak bisa membuat rumusan di situ, sudah pasti harus plek plek menghafal mampus aja udah.
Nah mereka ini para grammarians atau ahli bahasa ini kemudian mencoba membuat bahasa Inggris seperti bahasa latin, yang mana lebih ketebak strukturnya, dan lebih teratur. Dan kemudian para grammarians ini mengambil kata-kata yang diambil dari bahasa latin, yang berakhiran dengan -us menjadi berakhiran -i untuk bentuk pluralnya. Sehingga octopus itu pluralnya kemudian adalah octopi.
Cuma kemudian ada masalah, kenapa? Karena octopus itu bukan diambil dari bahasa latin melainkan diambil dari bahasa Yunani, lalu kemudian ada beberapa ahli bahasa yang pintar kemudian membuat akhiran untuk plural dari octopus itu menjadi octopodes yang mana biasanya hal itu berlaku dalam bahasa Yunani.
Nah octopodes ini bentuk plural dari octopus kemudian ini berkembang di dalam bahasa Inggris British, hanya bahasa Inggris British saja dimana bentuk plural dari octopus itu bukan octopi atau octopuses melainkan octopodes.
Pusing kan?? Sama! Saya juga pusing! Nah kemudian disitu Kory Stamper dari Merriam Webster mengatakan, ada satu hal yang mereka para grammarian lupa bahwa kalau satu kata sudah diambil menjadi kosakata baru dalam bahasa Inggris maka kosakata tersebut sudahlah menjadi milik bahasa Inggris yang berarti bahwa aturannya sekarang juga harus menggunakan aturan bahasa Inggris, jadi seharusnya ya octopuses bukan octopi.
Mana Yang Benar? Octopuses? Octopi? Atau Octopodes?
Nah lho, bingung kan? Tiga-tiganya benar aja ternyata. Kalau octopodes itu dipakenya hanya di bahasa Inggris British English sementara Octopuses atau Octopi itu digunakan di bahasa Inggris Amerika.Ini ketika saya lagi membaca buku The Handbook of Linguistics, di halaman keempat dari bab pertama, saya menemukan kata octopuses. Buku ini terbitan Amerikta, saya skrinsutkan saja ya sehingga kita bisa lihat sama-sama di bawah ini,
Nah dari hal seperti ini, saya ingin membahas dari ranah Linguistik karena saya juga baru saja mempelajari di kuliah saya. Sebaiknya memang kita juga melihat dari ranah Linguistik karena ranah Linguistik itu jauh lebih besar dari ranah grammar atau tata bahasa, karena ranah grammar atau tata bahasa itu merupakan salah satu bagian di dalam Linguistik.
Linguistik itu apa sih? Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Di situ ada gimana cara pengucapan, atau fonetik dan fonologi, di situ juga ada grammar, morfologi, sintaksis dan lain-lain lagi. Jadi ruang lingkupnya lebih besar dan lebih melihat dari banyak sudut kalau Linguistik itu.
Bahasa Itu Arbitrer!
Di dalam Linguistik itu disebut bahwa ciri-ciri dari sebuah bahasa adalah arbitrer. Apa itu arbitrer? Arbitrer artinya adalah mana suka, yang kalau kita lihat definisi dari arbitrer (arbitrary) itu adalah,based on random choice or personal whim, rather than any reason or system.yang kalau saya artikan ke dalam bahasa Indonesia adalah,
didasarkan kepada pilihan acak atau pilihan pribadi, dan bukannya atas suatu alasan tertentu atau sebuah sistem tertentu.Jadi melihat bahwa memang karakteristik dari sebuah bahasa ada yang namanya arbitrer makanya jangan heran kalau sering terjadi hal-hal yang seperti ini. Karena ini bahasa, bukan matematika! Bahasa itu bukan ilmu pasti! Bahasa itu berdasarkan kesepakatan penggunanya, kalau penggunanya sama-sama sepakat, ya sudah jadi. Kemudian digunakanlah bahasa tersebut! Jadi kalau kita mencari-cari alasan kenapa, ya ngga bisa juga, coba lihat aja banyak banget ngga sih rumus-rumus di dalam bahasa Inggris yang kita selalu temukan pengecualiannya.
Kenapa mesti ada pengecualian coba? Nah itu dia, karena bahasa itu bukan matematika, bukan ilmu pasti. Jadi ya sudah dihafalkan saja, kita sebagai orang luar yang tidak menggunakan bahasa Inggris, kita tinggal mengikuti saja mereka biasanya menggunakan bahasa mereka itu gimana, ya kita tinggal mengikutinya saja.
Dan seringkali memang yang perlu kita lakukan adalah menghafal mampus. Ya udah lakukan saja, dan kalau kita melihat bahasa dan mempelajari bahasa dari ranah Linguistik melihatnya, maka kita tidak akan jadi orang yang terlalu kaku harus begini harus begitu, karena banyak sekali faktor selain hanya tata bahasa saja lho. Misalnya seperti apakah kalimat yang kita gunakan itu di lingkungan kita pantaskah? Bisa jadi secara grammar betul tapi secara kepantasan apakah pantas kalimat tersebut diucapkan?
Nah ini dibahas dalam Linguistik di dalam Sosio Linguistik, jadi sangat luas sekali, ngga hanya melihat dari segi grammar dan tata bahasanya saja. Karena ketika kita berinteraksi dengan orang lain, kita berinteraksi dengan orang yang belum tentu sama level pendidikannya dengan kita. Dan tentunya level pendidikan itu kan juga berpengaruh terhadap bahasa seperti apa yang mereka gunakan di dalam keseharian mereka.
Antara kita berbicara dengan orang yang misalnya tidak berpendidikan dengan orang yang S3 kan cara berbahasanya juga beda tho? Kita tetap harus menghormati orang yang tidak berpendidikan tersebut kalau misalnya orang tersebut jauh lebih tua daripada kita. Jadi kita harus mengikuti bahasa yang mereka gunakan juga untuk bisa masuk ke mereka.
Jadi luas sekali bahasa itu kalau menurut saya. Nah sekian dulu deh artikel octopuses atau octopi ini. Semoga bisa memberikan manfaat buat teman-teman semuanya. Saya juga akan terus menggali dan terus belajar mengenai bahasa, dan apa yang saya temukan dan baru saya dapat akan saya sharingkan di blog ini. Kalau begitu sampai ketemu lagi and see you guys..
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Hello, I'm Iman Prabawa a.k.a Pak Guru Iman. I love to share about languages. My Instagram, @pakguruiman
Komentar
Posting Komentar